Kamis, 25 November 2010

PIL ANTI HIV/AIDS TELAH DITEMUKAN!!!!!!!!!!

Peneliti Temukan Pil Pencegah HIV
Diklaim 90 persen efektif, pil ini dijual hingga Rp125 juta.

KAMIS, 25 NOVEMBER 2010, 17:25 WIB
Indra Darmawan










Virus HIV tengah menempel pada sel


Selama ini nama HIV (Human immunodeficiency virus) selalu menjadi momok yang sangat menakutkan, karena belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini.
Setidaknya, baru-baru ini, para ilmuwan menemukan sebuah pil yang diklaim bisa mengurangi risiko terkena penyakit HIV secara dramatis. Menurut New York Times, pencegahan HIV dengan menggunakan pil bernama Truvada, berhasil mengurangi infeksi HIV secara dramatis dalam sebuah riset terhadap 2.500 laki-laki.
Melalui sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh New England Journal of Medicine, dari ratusan laki-laki gay yang secara acak diberikan obat ini, ternyata hanya 44 persen di antaranya yang terinfeksi penyakit HIV.
Namun, menurut Dr Anthony Fauci, Kepala DivisiNational Institute of Health, yang melakukan survei tersebut, pil tersebut 90 persen lebih efektif bagi para pria gay yang benar-benar meminum pilnya secara jujur setiap hari. "Angka itu sangat tinggi," kata Dr Fauci, yang dalam riset ini bekerja sama dengan Bill and Melinda Gates Foundation.
Pil bernama Truvada itu dijual begitu mahal di Amerika Serikat, yakni sekitar US$12.000 (Rp 107 juta) hingga US$14.000 (Rp125 juta). Tapi versi generik dari Truvada sudah tersedia di negara-negara dunia ketiga, dan dijual hanya seharga 40 sen (sekitar Rp1.500) untuk setiap pil.
Sayangnya, walaupun perusahaan kesehatan dan asuransi akan membayar klaim obat untuk HIV bagi orang-orang yang telah terinfeksi penyakit ini, namun hingga kini belum ada kebijakan untuk menutup klaim obat pencegah HIV, bagi orang-orang yang belum terinfeksi.
Selain itu kelemahan dari pil ini adalah efek samping yang ditimbulkannya. Pil ini ternyata dapat menyebabkan pusing-pusing dan rasa mual yang signifikan. Selain itu, para peneliti mengkhawatirkan penyebaran penggunaan Truvada untuk tujuan preventif malah justru memicu tipe HIV lain yang lebih kebal.
Sebab, bila seseorang terinfeksi dan ia terus meminum Truvada, maka virus yang diidapnya bisa justru tumbuh menjadi virus yang kebal terhadap Truvada dan virus itu bisa menyebar ke orang lain. (umi)
(Sumber : Vivanews)


Selasa, 02 November 2010

SBY Akan Jenguk Korban Merapi, State Dinner SBY dengan PM Australia ditiadakan karena ada bencana Merapi ini.



Selasa, 2 November 2010, 06:55 WIB
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan bertolak ke Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk melihat kondisi terkini Gunung Merapi. Presiden dan rombongan direncanakan akan berangkat ke lokasi pada Selasa 2 November 2010 pukul 14.00 WIB setelah menerima kunjungan Perdana Menteri Australia Julia Gillard.

"Saya gembira atas pengertian tamu negara kita, Perdana Menteri Australia. Yang semula ada acara state dinner, namun mengingat situasi di Indonesia, baik di Mentawai maupun di Jawa Tengah dan Yogyakarta, maka state dinner tersebut ditiadakan," kata Presiden pada bagian lain pengantarnya saat membuka Sidang Paripurna Kabinet di Kantor Presiden, Senin kemarin. Sidang ini membahas langkah penanggulangan bencana.

Setelah terjadi lagi letusan Gunung Merapi, pukul 10.00 WIB tadi, Presiden SBY segera berkomunikasi dengan Gubernur DIY dan Gubernur Jateng. "Kedua gubernur tersebut sedang memimpin dan mengelola langkah-langkah tanggap darurat, utamanya dalam menghadapi letusan baru dari Gunung Merapi tersebut," Presiden menjelaskan.

Presiden telah meminta Pemda DIY dan Jateng berupaya semaksimal mungkin menyelamatkan jiwa masyarakat yang berada di sekitar Merapi. "Dengan segala upaya harus dilakukan dan sekaligus saya minta pengertian, kesadaran, dan kerjasama dari masyarakat dan saudara kita untuk benar-benar menaati apa yang disampaikan pemerintah demi keselamatan mereka semua," SBY menegaskan.

Kepala Negara juga mengajak kabinet, pemerintah, dan masyarakat, agar melihat bencana ini dari kacamata keimanan dan keilmuwan, dengan jernih berpikir dan bertindak. "Kita harus ubah cara pandang kebencanaan di negeri ini, yang intinya negara kita memang rawan dengan bencana alam, terutama gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi," ujar Presiden. "Kita harus bisa melakukan apa saja untuk survival," SBY menandaskan.

Sejak Selasa lalu, Merapi sudah tiga kali mengeluarkan erupsi. Erupsi pertama pada Selasa 26 November itu, 37 orang meninggal termasuk wartawan VIVAnews.com, Yuniawan Nugroho, dan Juru Kunci Merapi Mbah Maridjan.

Beberapa hari lalu, Presiden juga telah mengunjungi korban bencana tsunami di Mentawai. Presiden meninggalkan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN demi untuk melihat tanggap darurat di kepulauan di Sumatera Barat itu.
(Sumber : VIVAnews, Arfi Bambani Amri)